Selamat datang bulan Juni! Semoga di pertengahan tahun 2011 ini terselip kabar menggembirakan untuk perfilman Indonesia -khususnya film-film Produksi Hollywood sana yang bisa masuk kembali ke bioskop dalam negeri. Setidaknya ada satu importir film yang sudah diberikan lampu hijau oleh Ditjen Bea & Cukai untuk kembali menyebarkan ke jaringan bioskop tanah air.
Seperti kita tahu pada awal Februari lalu, MPAA (Motion Picture Assosiation of America) menyetop distribusinya ke beberapa importir film Indonesia akibat adanya pajak royalti film membuat mereka keberatan. Sebenarnya tidak ada masalah antara Pemerintah –dalam hal ini Ditjen Bea Cukai dengan Distributor luar, tetapi Pemerintah meminta para importir dalam negeri untuk membayar tunggakan pajak yang tidak pernah dibayarkan sejak 1995.
Beredar kabar yang menyebutkan bahwa importir tidak membayarnya karena memiliki kedekatan khusus dengan Pemerintah masa orba. Nah saat awal 2011 melihat tunggakan yang besar membuat Pemerintah(saat ini) menagihnya. Sebagai informasi, ada tiga importir film asing dikenakan larangan importasi film oleh pemerintah karena belum melakukan pembayaran atas tunggakan (pokok ditambah kewajiban) bea masuk impor film dengan total sekitar Rp 30 miliar. Catatan Bea Cukai, hingga kini ada 9 importir terdaftar film namun yang aktif mengimpor hanya 3 importir. (DetikFinance)
Ketiga importir film asing tersebut yaitu :
- PT Camila Internusa Film
- PT Satrya Perkasa Esthetika
- PT Amero Mitra Film
Nah sisanya yang tidak termasuk dalam daftar “cekal’ Pemerintah seperti,
- Jive Entertainment
- PT Parkit Film
- PT Teguh Bakti Mandiri
- PT Rapi Films
Bukankah masih ada distributor selain 3 yang dicekal tersebut? Masalahnya MPAA sudah memiliki kontrak dengan ketiganya. Terkecuali bila MPAA sudah habis masa kontraknya atau mau memutus kontrak, lalu mengalihkan kerjasamanya dengan distributor lainnya, bakal lain lagi ceritanya. Dan sayangnya, 2 distributor yang belum membayar adalah peng-impor film dari studio-studio besar (Sony/Columbia, Universal, Paramount, 20th Century Fox, Disney, dan Warner Bros).
Tapi yang patut kita sukuri, setidaknya meski Amero hanya mengimpor film dari studio-studio seperti The Weinstein Company, Lionsgate, Screen Gems, dan Summit Entertainment, ada secercah cahaya untuk para penikmat film di Indonesia.
Semoga saja hal ini menjadi awal dari keberlangsungan penayangan film-film asing di bioskop-bioskop Indonesia, yang saat ini dikuasai oleh jaringan bioskop 21 (Dua Satu) yang penuh dengan setan-seksi-amburadul-ngesot-sambil-telanjang.
Selain itu informasi diatas, Utak Atik Film juga pada bulan Juni ini akan me-Preview dalam waktu dekat beberapa film yang akan tayang. Beberapa judul yang sudah dinanti-nantikan seperti X-Men: First Class, Green Lantern, Mr. Popper's Penguins, Cars 2 dan film lainnya yang menarik tentunya seperti Beginners, Judy Moody and the Not Bummer Summer, Super 8, The Art of Getting By, Bad Teacher, dan A Better Life.
Meski film-film tersebut masih dipertanyakan kapan tanggal rilisnya di bioskop Indonesia, saya pikir kenapa tidak untuk memberikan sedikit informasi. Bukan berarti dengan masih “dicekalnya” film asing untuk tayang di Indonesia, kita tidak murni kehilangan berita dan ingar bingarnya. Tidak ada salahnya bagi kita penikmat film untuk meng-aktualisasi diri.
Berkaitan dengan aktualisasi diri tesebut, Utak Atik Film juga terus berusaha meningkatkan kualitas blog ini dengan tampilan serta content yang menarik. Semoga anda semakin betah saat surfing blog ini.
Terima Kasih,
Utak Atik Film
0 comments:
Komentar Anda Mengenai Film Ini: