Tampilkan postingan dengan label 2010. Tampilkan semua postingan

The Way Back

Film yang didasarkan pada kisah nyata, berlokasi di Siberia, tepatnya wilayah Gulag. Sebuah kamp pengasingan untuk orang yang dicurigai serta diketahui sebagai mata-mata, desertir, kriminal yang dianggap oleh rezim komunis saat itu dapat membahayakan rencana Uni Soviet saat PD II.  

Seorang pria berkebangsaan Polandia, bernama Janusz (Jim Sturgess) diseret oleh tentara Rusia yang menuduh dia sebagai mata-mata. Apa Bukti yang mereka miliki? Sang istri, yang mengadukan dia. Ia dikirim ke salah satu tempat, sebuah kamp kerja paksa yang dihuni oleh pemberontak, penjahat, dan orang-orang yang berbahaya. Semua di sekitar mereka adalah salju, serigala, kawat berduri dan makanan yang tak layak.

Janusz, yakin bahwa istrinya pasti telah disiksa, membuat rencana besar untuk melarikan diri. Seiring dengan beraneka ragam temannya - termasuk Colin Farrell, penjahat yang selalu memegang pisau, Valka, Ed Harris sebagai seorang Amerika misterius yang lebih suka disebut sebagai Mr Smith, dan Koki sekaligus seniman multibahasa - berhasil keluar dari kamp tersebut. Hanya saja sekarang, meskipun telah keluar dari tempat tersebut, perjalanan yang sesungguhnya baru saja dimulai. 

Journey-O-Meter: 6.5/10
Why?

Film ini terlihat biasa saja jika anda hanya melihat dari covernya saja. Jalan ceritanya yang melelahkan membuat kita bertanya “kapan selesainya?”. Dijejali dengan segala macam rintangn disetiap adegan membawa anda kedalam situasi yang menjemukan. Sebenarnya Peter Weir ingin menunjukan nilai perjuangan, kebersamaan dan semangat pantang menyerah dalam mencapai suatu tujuan. Namun dengan bertubi-tubinya permasalahan yang terjadi ditambah perjalanan yang panjang seakan tidak ada “jalan pintas” dapat memuakan sehingga anda ingin segera menuntuskan menonton film berdurasi  menit ini.

Their escape was just the beginning
Dalam pemilihan cast, The Way Back punya magnet untuk menarik perhatian para penonton, sebut saja Colin Farrel, Ed Haris dan Saoirse Ronan. Tapi sayangnya skenario buatan Keith R. Clarke yang berdasarkan catatan hidup dari Slavomir Rawicz kurang memberikan peluang bagi setiap pemeran untuk mengeksplor kemampuan akting masing-masing. Mungkin karena adanya mereka-lah film ini setidaknya memberikan “oase di gurun pasir” sebelum terperosok lebih jauh kedalam obsesi berlebihan Peter Weir.
Kualitas akting dan keseriusan mereka dapat menyelamatkan film ini dan membantu anda memahami jalan cerita yang (sekali lagi) melelahkan mata (dan hati). Just Go Back Pete!!


Sutradara: Peter Weir
Penulis: Keith R. Clarke
Cast: Jim Sturgess, Colin Farrel, Ed Haris, Saoirse Ronan, Dragos Bucur, Alexandru Potocean
Produksi: Exclusive Films, National Geographic Films, Imagenation Abu Dhabi FZ 
Durasi: 133 Menit
Rilis: 2010

Remember Me

Tyler Hawkins (Robert Pattinson), seorang pemuda yang berasal dari keluarga yang broken home. Ayahnya seorang pengacara yang terkenal sekaligus sukses Charles (Pierce Brosnan) serta ibunya Diane (Lena Olin) yang sudah menikah lagi. Tyler memiliki satu-satunya harta paling berharga dalam hidupnya yaitu sang adik perempuan yang masih berusia 11 tahun Caroline (Ruby Jerins). Ia sangat mencintai dan menyayangi adiknya tersebut, selepas kakak laki-lakinya meninggal beberapa tahun sebelumnya.

Akibat dari rentetan kejadian yang menerpa hidupnya, membuat perilaku Charles sedikit terganggu, hingga suatu saat ia harus ditahan akibat melawan seorang polisi yang menurutnya tidak menjalankan tugas dengan semestinya. Namun semenjak bertemu Ally Craig (Emile De Ravin), seorang siswi yang satu sekolah dengannya, mampu merubah pandangannya terhadap wanita. Ally yang telah ditinggalkan oleh ibunya saat berusia 11 tahun ternyata putri dari polisi yang pernah menangkapnya terkesan dengan sifat Charles dan semakin lama Ally pun tak ingin pergi darinya.

Disaat Charles merasa keadaan sudah mulai baik dan semestinya, justru terjadi hal yang diluar dugaannya. Sebuah tragedi yang akan membuat semua orang disekitarnya tidak bisa melupakan dirinya. Remember Me adalah sebuah cerita tak terlupakan tentang kekuatan cinta, kekuatan dari keluarga dan pentingnya hasrat dalam menjalani hidup setiap hari.

Tear-O-Meter: 9/10
Why?

London Boulevard

Sebuah film yang mengkisahkan seorang mantan tahanan yang telah bebas -Mitchel menghabiskan waktunya selama 3 tahun di penjara Pentonville, berusaha tidak lagi terjerumus dalam lubang yang sama dan mencoba hidup layaknya orang normal yang hidup damai tanpa harus merugikan kehidupan orang lain. Ia harus berupaya untuk tidak lagi berurusan dengan masalah hukum, namun dilain waktu harus berhadapan dengan kelompok kriminal besar kota London yang diketuai oleh Gant. Gant yang lebih menyukai Mitchel mati daripada ia hidup lurus berusaha membunuhnya. 

Mitchel ternyata menyukai teman dari sahabatnya Jordan, seorang wanita -Charlotte yang berprofesi sebagai bintang film terkenal. Sementara Charlotte sendiri yang harus hidup dalam ketakutan masa lalunya, ditambah ulah paparazi yang terus mengusik kehidupannya. Ketiganya mencoba memecahkan masalah yang dialami. Apakah mereka bertiga dapat melewati dan memecahkan masalahnya masing-masing?


RomCrime-O-Meter: 7/10 (Perkiraan)
Why?

Letters to God

Tyler Doherty adalah seorang bocah berusia 8 tahun yang luar biasa dengan keyakinan kuat dan keberanian setiap harinya yang dihabiskannya melawan dan bertahan dari penyakit kanker yang ia derita. Dikelilingi oleh keluarga dan masyarakat sekitarnya yang sangat mendukungnya, doa-doa yang ia harapkan dituangkan dalam surat-surat yang ia kirimkan kepada sang Pencipta. 

Seorang tukang pos yang biasa mengambil surat-surat doa tersebut, Brady, pria yang sedang berada dalam persimpangan berusaha mencari arti hidup. Pertama kali Brady merasa bingung dengan apa yang ia lakukan, tetapi keputusan paling penting yang ia lakukan adalah menjadi sebuah jawaban dari kekuatan semangat besar dari tyler, keberanian dan kebaikannya. 

Terinspirasi dari sebuah kisah nyata, film Letters to God memberikan pesan berupa harapan, keyakinan, dan keberanian yang orang-orang diluar sana miliki dan diaplikasikan dalam hidup mereka masing-masing untuk bertahan dari masalah yang mereka hadapi setiap hari.

Inspire-O-Meter: 7/10
Why?

David Nixon berusaha membawa penonton untuk memahami arti keyakinan dan doa yang kita ucapkan. Film ini meski dengan tema yang (biasanya film mengenai penyakit yang diderita seseorang) justru tidak menunjukan suasana yang sedih seperti My Sister Keepers. Dengan penuh warna, film ini sangat menyenangkan ditonton, tidak mengumbar air mata namun esensi utamanya tidak hilang begitu saja. Tanner Maguire sangat paham dengan karakter yang ia perankan. Sesuai dengan usianya yang polos, enerjik, dan layaknya anak yang selalu bermain-main cukup baik dilakoninya.

Given the right address, anything is possible
Memang dengan deretan cast yang berman di film ini tidak terlalu (atau mungkin tidak) terdengar di telinga kita. Tapi bukan berarti kualitasnya menjadi jelek. Untuk ukuran para pemeran yang tak terkenal, film ini sangat kuat dalam cerita dan dialog-dialog yang pasti akan mengilhami para penonton dalam berlaku sehari-hari. Semoga saja setelah menyaksikan film ini, anda akan mendapatkan pesan kehidupan yang sangat bermanfaat, sebuah kisah akan harapan dan inspirasi.


Sutradara : David Nixon
Penulis: Patrick Doughtie, Art D'Alessandro
Produksi: Mercy Creek Entertainment, Possibility Pictures
Cast : Tanner Maguire, Jeffrey Johnson, Maree Cheatman, Robyn Lively
Durasi : 110 Menit
Rilis: 25 April 2010

The Winning Season

Bill adalah seorang atlet dan mantan pelatih bola basket SMA yang sering mabuk, jarang sekali bertemu dengan putrinya dari pernikahan yang kandas, dan sekarang bekerja sebagai pembersih meja di sebuah kafe. 

Seorang teman yang sekarang menjadi kepala sekolah menawarkan dia pekerjaan pelatih bola basket perempuan. Enam gadis datang ke latihan, salah satunya tidak mampu bermain karena patah kaki. Mereka bermain buruk di pertandingan pertamanya, sementara Bill harus mencari cara dengan bantuan dari Donna, seorang sopir bus sekolah wanita berbadan tegap agar dapat memahami anak asuhnya tersebut.

Bill tiba-tiba memiliki keluarga baru, sementara hubungan dengan putrinya sendiri justru memburuk. Mampukah Bill mendapatkan kemenangan yang diharapkan dalam kesempatan ini? Lalu bagaimanakah Abby, Molly, Tamra, Kathy, Mindy dan Lisa sebagai satu tim mengikuti arahan sang pelatih?

Win-O-Meter: 6.5/10
Why?

Sebuah tontonan lucu yang bisa dibilang cocok bagi penikmat olahraga bola basket khususnya wanita. namun jika anda berharap mendapatkan kepuasan dari harapan banyaknya humor, tidak akan anda dapatkan seluruhnya. Meski dilabeli komedi, film yang dibintangi Emma Roberts dan Sam Rockwell ini justru lebih banyak memberikan suatu  pelajaran bagaimana menumbuhkan spirit untuk menggapai kemenangan. 

Winning is all they need
The Winning Season diasumsikan bahwa dengan membuat film tentang tim olahraga gadis bukan anak laki-laki, telah menambahkan sesuatu genre yang baru. Tetapi bahkan yang paling sederhana dalam film tentang olahraga, perlu setidaknya dibuat dengan baik, dan James C. Strouse secara sembrono mengarahkannya jauh dari harapan. Kehadiran bintang masa depan Rooney Mara dalam peran pendukung menjadi nilai positif dari film yang berdurasi 119 menit ini.


Sutradara: James C. Strouse
Penulis: James C. Strouse
Cast: Sam Rockwell, Emma Roberts and Rob Corddry
Produksi: Gigi Productions, Plum Pictures, Sneaky Pete Productions
Rilis: Agustus 2009
Durasi: 119 Menit

Blue Valentine

Dean Pereira dan Cindy Heller Pereira adalah pasangan muda yang melakukan nikah muda - Dean saat ini bekerja sebagai tukang cat, dan Cindy bekerja sebagai perawat di sebuah klinik -bersama anak perempuan bernama Frankie. Meskipun usia mereka relatif masih muda, kehidupan mereka berdua sudah dilanda persoalan keluarga. Bersama dan berdasarkan pengalaman, mereka mencoba membereskan pernikahan mereka yang mulai kacau. 

Dean yang drop out dari sekolah, berasal dari keluarga broken home, di mana ia tidak pernah benar-benar memiliki figur seorang ibu. Dia tidak pernah membayangkan dan berencana menikah atau memiliki keluarga, walaupun dia jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Cindy. 

Dia tidak memiliki ambisi profesional di luar pekerjaan saat ini -  ia hanya menikmati hidupnya karena dia merasa dia bisa minum bir jam 8 pagi tanpa mempengaruhi pekerjaannya - meskipun Cindy percaya bahwa ia punya banyak potensi dalam kehidupan. Cindy yang juga berasal dari keluarga yang disfungsional, dimana ibu dan ayahnya tidak memberikan contoh kehidupan pernikahan atau keluarga harmonis.

Lov-O-Meter: 8/10
Why?

Black Swan

Nina (Portman) adalah balerina di sebuah tempat pertunjukan balet kota NewYork yang hidupnya, seperti semua orang dalam profesinya, benar-benar dihabiskan dengan menari. Dia tinggal bersama ibunya yang obsesif mantan balerina, Erica (Hershey) yang mengontrol hidupnya. Ketika sutradara tempat tersebut, Thomas Leroy (Cassel) memutuskan untuk mengganti ballerina sebelumnya, Beth MacIntyre (Ryder) untuk produksi pembukaan musim baru, Swan Lake, Nina adalah pilihan pertamanya. Tapi Nina memiliki kompetitor, penari baru, Lily (Kunis), yang mengesankan Leroy juga.  

Swan Lake membutuhkan seorang penari yang dapat memainkan Swan (angsa) Putih dengan kepolosan serta Black Swan, yang berkarakter penuh tipu daya dan sensualitas. Nina cocok dengan peran White Swan namun Lily adalah personifikasi dari Black Swan. 

Unthinkable

Film thriller suspense ini menceritakan sejauhmana kita dapat melindungi diri dan negara. Seorang ahli nuklir AS berubah haluan menjadi seorang extrimis (Michael Sheen) dengan menyiapkan bom rakitan di tiga kota berbeda, saat itu juga ia di tangkap satuan anti teroris. Sayangnya, meski ia telah diinterogasi dengan seegala cara, letak bom-bom tersebut tetap menjadi misteri. 

Saat waktu semakin menipis, agen FBI Helen Brody (Carrie-Anne Moss) menyatakan kesediaannya untuk berkerjasamadengan ahli interogasi misterius bernama ”H” (Samuel L. Jackson) yangmenggunakan metode-metode ”keras” dalam mendapatkan hasil. Cerita yang terjadi selanjutnya sulit dipercaya dan sangat-sangat tidak terpikirkan oleh kita.

Unthink-O-Meter : 7/10
Why?

Hari Untuk Amanda

"...kamu tuh kaya jakarta Har, gampang banget berubahnya. Seperti yang pernah kamu bilang sama aku. Berubah tapi sebenarnya ga berubah." - Amanda Umbara

Udah lama ga pernah nonton film Indonesia romantis yang bermutu. contohnya film Hari Untuk Amanda. film ini membuktikan bahwa tidak harus cengeng untuk menghasilkan cerita yang touchy.

Sebuah cerita dua pasangan yang tidak lama lagi akan segera melangsungkan pernikahan. Awalnya Amanda (Fanny Fabriana) merasa yakin dengan pilihannya